AC Milan
0 0
Read Time:3 Minute, 7 Second

AC Milan kembali menjadi sorotan terkait efektivitas investasi mereka pada posisi striker—sebuah permasalahan kronis yang terasa seperti kutukan panjang. Di tengah pencapaian positif dalam beberapa musim terakhir, performa penyerang tengah justru masih jauh dari standar klub yang pernah melahirkan legenda seperti Marco van Basten, Andriy Shevchenko, dan Filippo Inzaghi.

Meski sudah menggelontorkan dana besar untuk mendatangkan penyerang berpotensi, kesuksesan AC Milan dalam menemukan nomor 9 yang benar-benar produktif terasa semakin langka. Perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dan hasil yang diberikan menunjukkan kesenjangan signifikan, sehingga memunculkan beragam pertanyaan mengenai akar masalahnya.

Pada musim ini, lini depan Milan kembali belum memberi kontribusi signifikan dalam urusan gol. Meski Rossoneri hanya terpaut dua poin dari puncak klasemen, kontribusi gol justru masih didominasi oleh Rafael Leao dan Christian Pulisic. Sementara itu, Santiago Gimenez dan Christopher Nkunku—yang didatangkan dengan nilai total lebih dari €70 juta (sekitar Rp1,2 triliun)—belum mencetak gol di Serie A.

Pertanyaannya, mengapa tren ini terus berulang? Apakah masalahnya ada pada scouting, ataukah ini berkaitan dengan faktor sistemik sepak bola Italia?


Catatan Produktivitas Gol AC Milan yang Menurun

Sudah 13 tahun AC Milan tidak memiliki striker yang menembus 20 gol di Serie A. Nama terakhir yang melakukannya adalah Zlatan Ibrahimovic pada musim 2011/12 dengan 28 gol.

Berikut daftar top skor AC Milan tiap musim:

  • 2012/13: Stephan El-Shaarawy (16 gol)
  • 2013/14: Mario Balotelli (14 gol)
  • 2014/15: Jeremy Menez (16 gol)
  • 2015/16: Carlos Bacca (18 gol)
  • 2016/17: Carlos Bacca (16 gol)
  • 2017/18: Patrick Cutrone (10 gol)
  • 2018/19: Krzysztof Piatek (9 gol)
  • 2019/20: Ante Rebic (11 gol)
  • 2020/21: Zlatan Ibrahimovic (15 gol)
  • 2021/22: Olivier Giroud, Rafael Leao (11 gol)
  • 2022/23: Rafael Leao (15 gol)
  • 2023/24: Olivier Giroud (15 gol)
  • 2024/25: Christian Pulisic (11 gol)

Dari daftar tersebut, Carlos Bacca menjadi pemain terdekat yang mampu mendekati angka 20 gol dengan 18 gol pada musim 2015/16, usai didatangkan dari Sevilla dengan harga €30 juta.


AC Milan: Investasi Mahal, Efektivitas Minim

Sejak 2017, AC Milan telah menghabiskan €169 juta (sekitar Rp2,9 triliun) hanya untuk sektor penyerang. Namun, hasil yang diberikan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Rekap Investasi Striker AC Milan:

  • Nikola Kalinic: €27,5 juta
  • Andre Silva: €38 juta
  • Krzysztof Piatek: €35 juta
  • Zlatan Ibrahimovic: Gratis
  • Olivier Giroud: €1 juta
  • Charles De Ketelaere: €37,5 juta
  • Santiago Gimenez: €30 juta

Bandingkan dengan Inter Milan yang pada periode sama mampu menghadirkan striker yang langsung memberi dampak: Romelu Lukaku, Lautaro Martinez, Edin Dzeko, dan Marcus Thuram.


3 Faktor Utama Penyebab Kegagalan Striker AC Milan

1. Karakter Serie A yang Sangat Taktis

Serie A dikenal dengan pertahanan rapat, ruang tembak sempit, serta pendekatan pragmatis. Banyak striker yang membutuhkan waktu adaptasi lebih lama, sementara ekspektasi AC Milan sering menuntut hasil cepat.

2. Menyusutnya Nomor 9 Murni

Evolusi taktik modern melahirkan era false 9. Striker klasik—yang tinggal mengeksekusi peluang di kotak penalti—semakin langka. Banyak penyerang muda kini lebih berperan sebagai kreator ketimbang eksekutor.

3. Keterbatasan Finansial Klub Italia

Harga striker kelas atas terus meroket, membuat klub-klub Serie A semakin sulit bersaing.

Contoh harga pasar striker elite:

  • Rasmus Hojlund: €75 juta
  • Benjamin Sesko: €80 juta
  • Joshua Zirkzee: €50 juta
  • Alexander Isak: €150 juta

Dengan anggaran terbatas, Milan kerap memilih striker potensial, bukan striker yang sudah terbukti klinis.


AC Milan dan Pertanyaan Besar yang Menggantung

Jika evolusi false 9 berkembang lewat Pep Guardiola hingga Luciano Spalletti, mengapa hanya Maurizio Sarri yang mampu memaksimalkannya di Serie A, melalui Dries Mertens di Napoli?

Apakah AC Milan mencoba mengikuti tren taktik yang tidak sepenuhnya cocok dengan karakter sepak bola Italia?

Pada akhirnya, pertanyaan terbesar di kalangan Milanisti masih sama dari tahun ke tahun:

“Siapa striker berikutnya?”

Sebuah pertanyaan yang selalu kembali, seperti bab lama yang tak pernah tuntas.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %